Sebaliknya di malam hari, pori-pori mampu melepaskan panas yang ditabungnya pada siang hari. Alhasil, Anda akan menghabiskan malam di dalam rumah terasa lebih hangat.
Selain bernilai artistik, alasan penggunaan rumah bambu sebagai material bangunan memang atas dua hal tersebut. Bambu mampu meredam panasnya matahari siang, sebaliknya menghangatkan rumah di dinginnya malam.
Tidak heran, dengan cungkupan udara dingin yang menyelimuti kawasan Puncak - Cianjur, Jawa Barat, banyak bangunan vila memakai bambu sebagai material bangunan bahkan interiornya. Meski tidak seratus persen mendominasi semua sudut bangunan, beberapa restoran tradisional sunda pun banyak menggunakan konsep bambu sebagai daya tariknya.
Bagi Anda yang tertarik dengan konsep rumah bambu ini tentu tidak sulit memilih. Model rumah bambu terbilang variasi, mulai rumah bambu berarsitektur tradisional, modern standar, serta semi permanen. Berdasarkan variasi tersebut, penggunaan bambu bisa begitu dominan, separuh, atau sekadar pemanis di beberapa sudut bagian tertentu.
Tradisional
Penggunaan bambu pada konsep rumah tradisional bisa merambah di semua lini, mulai struktur, dinding, plafon, lantai, hingga perabot. Ciri khas konsep tradisional ini menggunakan atap bambu dan berbentuk rumah panggung.
Untuk dinding, konsep bangunan ini menggunakan anyaman bambu yang dibuat hingga beberapa lapis. Hal itu akan membuat dinding cukup rapat untuk ditembus debu dan udara.
Pada setiap sambungan pondasi, para perajin bambu biasanya menggunakan ijuk sebagai pengikat paling tepat. Namun untuk sambungan pada bilah-bilah bambu yang tidak berfungsi sebagai struktur, jodoh bambu bukanlah ijuk, melainkan rotan karena tampilannya yang lebih artistik.
Isi bangunan juga kerap didominasi oleh bambu. Kursi atau sofa di ruang keluarga misalnya, bisa diambil dari susunan bambu dengan berdiameter agak besar.
Partisi atau pemisah satu ruang dengan ruang lainnya juga bisa memakai bambu hitam. Dengan warna yang gelap, partisi ini tampak kontras setelah diikat dengan rotan warna yang lebih terang, seperti krem atau kuning keemasan. Biaya untuk model berasitektur tradisional berciri khas rumah panggung bisa mencapai Rp900 ribu per meter persegi
Modern Standar
Sementara itu, ciri rumah bambu standar menggunakan atap genteng dan berlantai keramik. Pondasi bambu tidak di bawah dan ditutupi keramik, melainkan berdiri di atas keramik dengan pondasi kaki dibungkus semen.
Desain standar ini banyak diadopsi oleh kafe atau restoran di Jakarta atau Bandung. Seolah membuat rumah dalam rumah, kadang konsep ini diolah berbentuk seperti gazebo untuk jadikan ruang tersendiri di dalam restoran. Dana dibutuhkan untuk membangun model standar ini bisa mencapai 1, 5 juta rupiah per meter persegi
Semi Permanen
Lain halnya dengan rumah bambu semi permanen. Tembok bagian bawahnya bisa memakai batu bata, batako, atau batu kali dengan tinggi mencapai satu meter. Banyak restoran sunda di Jakarta dan beberapa kota di Jawa Barat juga memakai konsep ini sebagai daya tarik bangunannya. Anggaran dibutuhkan untuk membangun rumah bambu ini bisa mencapai 2 juta rupiah per meter persegi.
Sumber : Kompas
0 Response to "Rumah Bambu, Nyaman dan Tetap Artistik"