''Banyak salon khusus perempuan, tetapi setelah kita datang kita tidak tahu apakah capstersnya muslim apa tidak apakah sebelah kita muslim apa tidak walaupun sesama perempuan, tetapi ada kan perempuan yang bukan muhrim kita,'' kata Nur Aisyiyah Haifani, ST, pemilik Salon Az-Zahra.
Untuk mendirikan salon khusus muslimah, dia sempat berkonsultasi dengan Majelis Tarjih Muhammadiyah. Sehingga yakin sebenarnya arti muhrim itu seperti apa saja.''
Berawal dari pemikiran itulah, Sarjana Tehnik Pertambangan ini membuka sebuah salon khusus muslimah di daerah Jogokaryan Yogyakarta tahun 2004. Ternyata usaha yang dirintisnya dari nol tersebut langsung disambut baik oleh para muslimah di Yogyakarta. Akhirnya karena banyaknya konsumen yang datang, istri dari mantan anggota DPRD DIY, Shaltut Aridhoi ini membuka cabang kedua di daerah Kuaman Yogyakarta tahun 2005 dan cabang ketiga di Jalan Imogiri Timur Bantul, akhir tahun 2007.
Diakui, Nur Aisyiyah, tidak gampang membuka sebuah usaha salon dengan basic pendidikan sarjana tehnik. Namun karena telah memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen saat kuliah di Fakultas Tehnik UPN Veteran Yogyakarta, tengah dari tiga bersaudara ini akhirnya mampu mengembangkan bendera Az-Zahra hingga punya dua cabang dalam kurun waktu tiga tahun.
Pengkhususan perawatan kecantikan bagi muslimah di Az-Zahra sendiri bukan isapan jempol belaka. Buktinya, dipintu masuk salon sudah tertulis dengan jelas laki-laki tidak boleh masuk. Bahkan dengan tegas Az-Zahra menuliskan kata-kata Muslimah only di papan nama salon tersebut.
Bukan hanya itu saja, seluruh tirai salon itupun tertutup rapat, sehingga dari luar terlihat seakan tidak ada aktivitas di dalamnya. Seluruh kapster yang melayani para konsumen di salon itupun dipastikan muslimah dan mengenakan jilbab.
''Jadi sebenarnya sejak pintu masuk sudah kita beri rambu-rambu khusus muslimah. Dengan sendirinya, maaf bagi non muslim langsung tahu sendiri dan tidak jadi masuk. Ini memang sensitif tetapi muslimah memang perlu tempat khusus bagi mereka untuk perawatan kecantikan,'' tandas perempuan asli Yogyakarta yang lahir tahun 1972 ini.
Dengan jaminan seperti itu, para muslimah yang masuk ke salon itupun dipastikan akan merasa nyaman karena yang berada di ruang perawatan dimana dia dirawat khusus adalah para muhrimnya sendiri.
''Untuk mendirikan salon khusus muslimah inipun saya sempat berkonsultasi dengan Majelis Tarjih Muhammadiyah. Jadi saya bisa tahu dan yakin sebenarnya arti muhrim itu seperti apa saja. Dengan begitu, apa yang saya sediakan bagi konsumen saya jelas bisa dipertanggungjawabkan,'' paparnya.
Karena itulah, kehadirran Az-Zahra terus dilengkapi dengan berbagai perawatan kecantikan bagi para muslimah di Yogyakarta. Bukan hanya salon saja tetapi juga perawatan tubuh seperti spa dan perawatan lainnya.
Bukan hanya salon saja yang sebenarnya dibutuhkan para muslimah di Yogyakarta. Para muslimah juga butuh tempat khusus untuk berenang dan senam atau fitness. Cita-cita ke depan berbagai kebutuhan muslimah untuk kebugaran tubuh dan perawatan tersebut ingin disediakan wanita berjilbab ini disatu tempat yang memiliki berbagai fasilitas lengkap.
Walaupun jelas ditulis khusus muslimah di depan pintu masuk, tetapi ada juga turis asing yang kebetulan lewat ingin melakukan perawatan di salon itu. Alhasil, turis tersebut harus gigit jari dan pindah ke salon lain, karena kapster akan langsung mengatakan bahwa salon itu khusus muslimah. ''Banyak cerita menarik terkait itu, bukan hanya turis. Bahkan kerap kali ada wanita non muslim ingin masuk. Tetapi setelah tahu dan membaca khusus muslimah biasanya langsung balik kanan nggak jadi masuk,'' cerita Nur Aisyiyah.
Sumber : republika.co.id
Wow kereeen....
BalasHapusSya sbenernya sdh lama pny gagasan salon khusus muslimah, krn di kota saya blm ada, & klo mo potong rambut hrs milih2 salon yg ada tirainya n capsternya muslim.
Yg ingin sya tanyakan, kira2 modalnya brp besar ya?trus kan sya nol dlm dunia per-salon-an..hehe, nah utk nambah wawasan qt ttg salon, apa qt hrs ikut semacam training gitu mba?
Makasih