Seperti yang telah diketahui, setiap calon debitur harus menyerahkan beberapa persyaratan administrasi yang diminta oleh bank. Bila Anda bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan maka Anda diwajibkan untuk menyerahkan slip gaji atau surat keterangan bahwa Anda telah bekerja di perusahaan tersebut. Selain itu, Anda juga harus menyerahkan fotokopi buku rekening Anda di bank.
Disamping persyaratan administrasi di atas, persyaratan non-administrasi setidaknya harus Anda perhatikan. Hal ini, menurut Mike Rini (konsultan keuangan dari Safir Senduk dan Rekan), setidaknya akan membuat Anda merasa nyaman ketika membayar cicilan KPR setiap bulannya.
Mike menambahkan, ada beberapa persyaratan non-administrasi yang perlu diperhatikan ketika akan mengambil KPR. Sekilas, ketiganya mungkin dapat dianggap sepele. Namun bila tidak diperhatikan, dampaknya akan muncul suatu saat—entah permohonan KPR-nya ditolak atau Anda tidak sanggup membayar cicilan KPR setiap bulan. Ketiga hal yang patut Anda perhatikan adalah sebagai berikut.
1. Lunasi hutang yang lain
Bila Anda memiliki hutang lain, sebaiknya lunasi dulu sebelum mengambil pinjaman dalam bentuk KPR. Sebab KPR juga adalah hutang. Jadi bila Anda mempunyai hutang lain maka pos anggaran untuk hutang Anda akan bertambah banyak.
Hutang yang dimaksud di sini bisa berupa hutang kartu kredit. Anda jangan salah persepsi dulu dengan hutang kartu kredit. Walaupun Anda bisa membayar hutang kartu kredit dengan pembayaran minimum, tetapi sisa hutang itu akan bertambah banyak. Mengapa hal ini terjadi? Sebab sisa hutang yang dibayarkan minimum akan terkena bunga. Bunga itu semakin lama akan semakin banyak. Alhasil hutang Anda akan menumpuk.
Untuk mencegah agar jumlah hutang Anda tidak bertambah, hendaknya Anda terlebih dahulu melunasi atau mengurangi tagihan kartu kredit. Selain itu, usahakan untuk membayar cicilan hutang kartu kredit secara tepat waktu.
Bila Anda bisa membayar hutang tepat waktu, setidaknya aliran keuangan Anda dapat terkontrol. Dari sini Anda juga dapat belajar atau membiasakan diri untuk membayar cicilan hutang tepat waktu. Hal ini juga akan berdampak bila Anda nantinya akan membayar cicilan KPR. Bila saat ini Anda sudah tepat waktu membayar hutang yang lain maka setidaknya Anda juga tepat waktu untuk membayar cicilan KPR.
Menurut Rini—yang pernah bekerja sebagai analis kredit di sebuah bank swasta—pihak bank yang akan memberi KPR akan menganalisa kondisi keuangan Anda yang sebenarnya. Mereka bisa mengecek bank lain untuk mengetahui apakah Anda mempunyai hutang di tempat tersebut. Dengan demikian bila Anda mempunyai hutang dan pembayaran cicilannya terlambat setiap bulannya, maka pihak bank akan mengetahuinya.
Bila hal ini terjadi, pihak bank akan menganalisa bahwa Anda sebetulnya tidak layak menerima kredit atau permohonan KPR Anda ditolak. Pihak bank takut bilamana hal yang sama terulang lagi, yaitu Anda melakukan wanprestasi atas kewajiban pembayaran hutang.
Untuk hutang yang nilainya kecil, Rini menyarankan untuk segera melunasinya. Semisal Anda mempunyai hutang kepada teman Anda. Walaupun nilanya kecil, hendaknya Anda membayar lunas hutang itu sebelum mengambil KPR sehingga Anda tidak perlu lagi memikirkan pelunasan hutang tersebut.
2. Usahakan memasukan sumber pendapatan Anda ke dalam rekening
Syarat utama sebuah aplikasi permohonan KPR dapat lolos verifikasi dari bank adalah Anda sebagai calon debitur harus mempunyai sumber pendapatan yang tetap. Bila Anda saat ini bekerja sebagai pegawai swasta, biasanya gaji bulanan akan ditransfer ke rekening Anda. Rekening inilah—selain dari slip gaji—yang akan dilihat bank untuk membuktikan pendapatan tetap Anda setiap bulan.
Namun untuk Anda yang bekerja sebagai wiraswasta atau bekerja sebagai pegawai swasta dengan gaji bulanan tidak ditransfer ke rekening, hendaknya Anda memulai untuk memasukan sumber pendapat Anda tersebut ke dalam rekening bank terlebih dahulu. Langkah ini dilakukan sebelum Anda menggunakan pendapatan tersebut untuk keperluan sehari-hari.
Terekamnya sumber pendapatan Anda ke dalam rekening bank Anda membuat catatan keuangan Anda rapi sehingga dapat menyakinkan pihak bank sebagai penyalur KPR untuk meloloskan permohonan Anda.
3. Kontrol pos utang Anda yang lain
Segala pos pengeluaran dalam keuangan Anda harus terkontrol. Demikian juga dengan pos pengeluaran untuk utang. Anda perlu mengontrol pos ini supaya dapat mengatur pengeluaran secara proposional.
Sebaiknya porsi cicilan utang Anda adalah 33 persen atau 1/3 dari gaji (beberapa bank menentukan 1/3 dari take home pay) Anda setiap bulannya. Jika saat ini Anda mempunyai cicilan utang lain yang besarnya hampir mendekati 1/3 pendapatan, sebaiknya Anda mengurungkan niat untuk mengajukan KPR. Mengapa? Karena secara keuangan, Anda sebenarnya belum mampu membayar cicilan KPR. Hal inilah yang ditakutkan oleh bank karena Anda tidak bisa membayar cicilan KPR setiap bulannya. Kalau Anda paksakan, porsi utang Anda akan lebih dari 1/3 pendapatan dan mengambil porsi pengeluaran yang lain. Hal ini tentunya bisa mengganggu kenyamanan kehidupan Anda.
Bila keadaannya seperti ini, hendaknya Anda mengurangi porsi cicilan utang Anda terlebih dahulu. Setelah porsi cicilan utang yang lain berkurang dan jumlah cicilan KPR tidak lebih dari 1/3 pendapatan Anda, barulah Anda bisa mengajukan permohonan KPR.
Dengan memerhatikan 3 hal di atas, dapat diyakini bahwa Anda tidak akan mengalami kesulitan keuangan dalam pembayaran cicilan KPR kecuali ada sesuatu yang menimpa Anda, seperti terkena PHK.
Beberapa Hal yang Perlu Anda Ingat
1. Jangan mengambil jumlah cicilan KPR setiap bulannya melebihi 33 persen pendapatan Anda.
2. Ambillah cicilan dengan jangka waktu yang lama.
sumber: http://www.kompas.com
terima kasih infonya. mau tanya apa keuntungan KPR jangka waktu sebentar ( 5 tahun ) dengan jangka waktu lebih dari tahun.
BalasHapus